Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menggandeng salah satu perusahaan kapal terbesar di Indonesia, PT. Waruna Shipyard Indonesia dalam rangka realisasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Komitmen kerjasama ditandai dengan penandatanganan prasasti instalasi pengelolaan air limbah hasil kolaborasi Fakultas Teknik UMSU dan PT. WSI.
Penandatanganan langsung dilakukan Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP dan Direktur Unit Bisnis PT. Waruna Shipyard Indonesia (WSI) Tarsan Salim di area galangan kapal Belawan, Medan, Kamis (18/8).
“Kerjasama ini memberi dampak yang besar bagi perguruan tinggi dan industri. Bagi UMSU, kerjasama ini bukti pengabdian dan karya dosen UMSU dan suksesnya program magang atau Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) mahasiswa UMSU,” ungkap Rektor.
Dijelaskan Rektor, PT WSI adalah perusahaan galangan kapal terbesar kedua di Indonesia. Tentu saja kerjasama ini harus dioptimalkan, tidak hanya mahasiswa teknik, tapi juga mahasiswa dari fakultas lain bisa ikut berkiprah untuk mengasah kompetensi.
“Semoga kerjasama yang terjalin bisa dioptimalkan dan saya juga menyampaikan terima kasih atas komitmen PT WSI membuka diri bagi mahasiswa UMSU untuk belajar mengasah kemampuan dan keahlian langsung di dunia industri yang sekaligus menjawab tuntuntan program merdeka belajar kampus merdeka,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani juga menyampaikan rasa gembiranya atas hasil kerjasama yang dilakukan Fakultas Teknik dengan PT WSI terkait instalasi pengelolaan air limbah.
Tim Fakultas Teknik UMSU yang terlibat langsung dalam IPAL PT WSI menggunakan teknologi ramah lingkungan dengan memanfaatkan bakteri sintetis yang disebut Sulphur Sintetic Bacteria. Pemanfaatan bakteri sintetis ini mampu menetralkan limbah padat dan cair yang dihasilkan dari kapal dan proses kerja galangan kapal.
Instalasi Pengelolaan Air Limbah PT WSI yang merupakan kolaborasi dengan Fakuktas Teknik UMSU terdiri dari enam kolam. Masing-masing kolam berfungsi untuk memproses limbah dengan hasil akhir berupa air bersih yang dipantau secara digital dan diisi ikan sebelum dialirkan ke laut.
Sebelumnya Direktur Unit Bisnis PT WSI. Tarsan Salim mengatakan, sebagai perusahaan galangan kapal terbesar ke dua di Indonesia, PT WSI telah meraih berbagai sertifikasi ISO dan berusaha sebaik-baiknya agar seluruh proses kerja tidak mencemari lingkungan, salah satunya adalah bagaimana limbah yang dihasilkan dapat dinetralkan kembali.
Dia mengungkapkan apresiasi atas kolaborasi Fakultas Teknik UMSU dalam penanganan Instalasi pengelolaan air limbah. Namun tidak hanya penanganan masalah limbah, pihaknya juga membuka diri untuk kerjasama penguatan kompetensi mahasiswa UMSU.
Lebih lanjut, PT WSI merupakan industri galangan kapal yang melakukan proses pembangunan kapal ( new building) dan perbaikan kapal ( ship repair) serta pemeliharaan yang berdiri pada tahun 1990. Galangan kapal ini memiliki pengalaman yang cukup untuk perbaikan dan pemeliharaan semua jenis kapal berukuran besar seperti kapal penumpang, kapal pengangkut container, kapal pengangkut kendaraan hingga kapal Tanker untuk Crude Oil, sampai kapal pengangkut semen.
Kerjasama antara UMSU dan PT WSI berawal pada November lalu oleh Dekan Fakultas Teknik Ir. Munawar Al-fansuri ST MT dengan PT WSI dalam bentuk MoA untuk menjawab persoalan limbah yang dihasilkan dari proses perbaikan kapal dalam bentuk limbah cair dan limbah padat.
Kemudian melalui sebuah kajian akademis, UMSU menindaklanjuti dengan melibatkan dosen ahli dan mahasiswa melalui program MBKM ( Merdeka Belajar Kampus Merdeka).
Turut hadir pada pertemuan itu, Wakil Rektor III Dr. Rudianto MSi, Dekan Fakultas Teknik Munawar Al-fansuri dan pimpinan fakultas dilingkungan UMSU. Dari PT WSI hadir Penanggungjawab Lingkungan PT WSI, Drs. Agus Salim Sitorus, MH, Zico Maradona Sitorus, Production General Manager, Mohammed Shaik Yamani, Painting& Schafolding Manager.
Dalam kesempatan itu, Direktur Unit Bisnis PT. WSI, Tarsan Salim mengajak Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP dan jajaran melihat dari dekat proses kerja di galangan kapal yang melibatkan 700 tenaga kerja ditambah 600 tenaga supporting dari mitra kerja.